Pada akhir bulan Agustus yang lalu, aku dan anak-anak pindah ke Bandar Lampung. Sebelumnya, selama tiga tahun ini, kami tinggal di Bukit Kemuning, Lampung Utara, sedangkan ayah mereka bekerja dan tinggal di Bandar Lampung. Kami menjalani LDM (Long Distance Marriage) mengikuti istilah zaman sekarang. Barang-barang pindahan kami dikemas dalam box-box plastik dan kemudian diangkut dengan truk.
Saat proses berkemas-kemas, anak sulungku, Silmi, menemukan sebuah buku kecil. Ia membacanya dan terpekik;
"Ini catatan Umi waktu mau melahirkan aku?" Ia bertanya.
"Iya mbak, baca aja kalau mau" jawabku.
"Wow, berarti ini ditulis tahun 2008, sudah 12 tahun yang lalu". Ia membaca catatan itu dengan takjub.
Kenyataannya memang begitu. Dua belas tahun yang lalu, aku ingin mengabadikan proses kelahirannya dalam bentuk tulisan, untuk ia baca nanti, ketika ia sudah besar. Rupanya ia menemukan buku itu saat berusia dua belas tahun
Pada tahun 2011, aku sempat membuat blog. Dengan pengetahuan yang terbatas, blog itu jadi dengan ala kadarnya dan terbengkalai. Selanjutnya aku lebih suka menulis di Facebook, sekedar untuk bersenang-senang, meluahkan rasa dan pendapat. Semakin lama aku semakin suka menulis dan mengunggahnya ke media sosial. Ketika suatu hari dibuka kelas membuat blog dan menulis, aku langsung ikut. Kupikir ini adalah kesempatan bagus untuk meningkatkan ketrampilanku dalam hal menulis dan ngeblog. Aku ingin punya blog yang bagus, bermanfaat dan banyak dikunjungi, sehingga bisa digunakan untuk menyebarkan kebaikan. Mentor yang super keren dan teman-teman yang luar biasa membuatku ikut bersemangat mengikuti kelas ini.
Bandar Lampung 11 September 2020, Diedit Saat Baby Ghazu tertidur lelap.
Wah samaa, aku jugaa punya diary khusus tuk anakku wkt mereka msh kecil 🤗
ReplyDeleteAnak-anak juga senang ya mbak, diceritakan proses kelahiran dan masa kecilnya 🤗😍
DeleteSeneng bgth. Kalau aku lg kangen saat mrk msh kecil, aku suka baca lagi diary-nya.
ReplyDeleteWaah,terima kasih, Mbak. Hasil editannya sudah hampir mulus semua. Tinggal dikit-dikit saja. Seperti pemakaian huruf besar di awal, utk sapaan. Pada tulisan ini, saat Mbak menyuruh anak Mbak membaca buku rahasia yg ditemukan. Seharusnya, sebutan mbak di situ, ditulis Mbak.
ReplyDeleteOk, Mbak, teruskan menulisnya ya? Sudah ngalir dan bagus susunan kata-katanya. Runut. Teratur. Yang lainnya bisa dipelajari sambil jalan nantinya. Semakin banyak praktik, semakin lancar jadinya.