Menulis mengikat pengetahuan, mengabadikan kenangan, membagi kebahagiaan
Showing posts with label BUKU ANAK. Show all posts
Showing posts with label BUKU ANAK. Show all posts

Tuesday, August 31, 2021

A WALK THROUGH NATURE




Picture book atau buku bergambar untuk anak selalu menarik perhatian saya, selain karena ilustrasinya menguatkan cerita yang disampaikan, ia juga bisa menjadi pemantik rasa ingin tahu anak menjadi lebih luas lagi. Kemarin saya tertarik pada sebuah buku dari Big Bad Wolf Online di sebuah market place, judulnya "A Walk Through Nature" yang ditulis oleh Libby Walden dan ilustrasinya dikerjakan oleh Clover Robin. Hari ini ketika bukunya sampai di rumah, sata dan anak-anak terkesima melihat isinya.  Sesuai judulnya buku ini mengajak pembaca untuk ikut berjalan-jalan dan menikmati betapa indah dan ajaibnya hal-hal yang ada dan terjadi di alam sekeliling kita.

Pada cover depan buku tertera bahwa ini adalah "Peek-through Book", pada setiap tema di buku ini terdapat lipatan halaman tambahan dan lubang-lubang untuk mengintip halaman di baliknya, sehingga pembaca diajak menebak apa gerangan yang ada di sana.  Mulai dari biji-biji kecil yang secara menakjubkan menjelma jadi beraneka tumbuhan, burung-burung yang mengembara, hingga pergantian musim serta keberadaan kehidupan di tempat-tempat tersembunyi, melalui buku ini pembaca terutama anak-anak seperti sedang bertualang menjelajahi keajaiban alam.



Buku ini memiliki sampul hard cover, kertas art paper berwarna dengan jilid benang dan ukuran yang cukup besar (27,5 cm x 21cm), diterbitkan oleh caterpillar books pada tahun 2019. Suasana alam dan keanekaragaman hayati yang diceritakan memang mengambil setting benua Eropa, namun secara umum ia mengajak kita untuk berhenti sejenak lalu mengamati, menikmati keindahan alam ini. Dan tentu saja kita bisa sampaikan pada anak-anak kita bahwa keindahan alam semesta ini adalah anugerah dari Allah Yang Maha Kuasa yang patut kita syukuri dan menjadi kewajiban kita untuk menjaga kelestariannya.

Mengutip kata-kata di halaman awal buku ini bahwa 'Dunia alami kita berubah setiap hari, bulan, dan tahun. Tapi, kalau kita tidak menyempatkan diri untuk memperhatikan, keajaiban itu perlahan memudar dan akhirnya hilang. Jadi, ayo kita mulai melangkah dan menemukan keajaiban itu di sekitar kita.

Thursday, April 1, 2021

GARA-GARA PIKO

 

Sejak dulu sampai sekarang saya suka membaca buku cerita anak. Salah satu alasannya adalah buku cerita anak itu ada gambarnya dan biasanya gambarnya bagus-bagus, apalagi buku-buku sekarang, gambarnya bagus, kertasnya bagus dan terutama ceritanya juga bagus-bagus. Gara-Gara Piko, demikian judul buku cerita anak ini, yang menurut saya termasuk salah satu dari buku cerita anak yang bagus itu.

Buku Gara-Gara Piko ditulis oleh M. Fajrur Rahmat dan ilustrasinya dikerjakan oleh Wastana Haikal, diterbitkan oleh Puspa Swara pada tahun 2018. Piko adalah seekor burung merak yang hobi melukis, pada suatu hari si Piko menumpahkan cat dan justru pada saat itu ia menemukan sebuah ide. Rupanya ide yang diwujudkan oleh si Piko membuat seisi desa menjadi kesal kepada dirinya hingga warga desa mengejar Piko sampai ke atas bukit. 

Buku yang saya review kali ini adalah edisi gratisan alias tidak diperjualbelikan karena merupakan edisi kerja sama antara Puspa Swara dan Room to Read Accelerator. Saya sendiri mendapatkannya sebagai donasi bagi Taman Baca yang saya kelola di kampung halaman. Anak-anak yang membaca buku ini menyukai gambar dan ceritanya yang ringan tapi penuh makna dan menemukan kesimpulan "Oh, teryata...".

Terus terang saya sangat menyukai ide cerita dan ilustrasi pada buku ini dan visualisasi tokoh-tokohnya sempat membuat saya teringat pada film Kungfu Panda yang menggemaskan itu, ada Bu Gajah, Pak Kucing, Bu Panda, Pak Harimau, Pak Unta, Bu Kangguru dan masih banyak karakter lain yang tidak disebutkan namanya. Satu lagi, saya juga menyukai gaya bahasa penulis yang menggunakan kata-kata berima.  Misalnya pada bagian " Piko mengecat genta Pak Unta dengan warna Magenta" atau pada bagian lain " Piko mengecat genting Pak Kucing dengan warna Kuning", kata-kata berima ini terdengar indah dan mudah diingat oleh pembaca wabil khusus anak-anak. 

Melalui buku Gara-Gara Piko ini anak bisa belajar untuk berpikir kreatif dan tidak mudah berburuk sangka kepada orang lain. Saya kira tidak hanya anak-anak, orang dewasa juga perlu membaca buku ini.

Saturday, March 27, 2021

10 Sahabat Yang Dijamin Masuk Surga

 


Judul Buku : 10 Sahabat Dijamin Masuk Surga

Pengarang : Izzah Annisa

Ilustrator : Fajar Istiqlal

Tahun terbit : 2017

Penerbit : Al-Kautsar Kids

Jumlah Halaman : 143

Jenis Buku : Komik


Coba sebutkan nama sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga!, begitu salah satu bunyi pertanyaan yang pernah saya dapat dulu ketika mengikuti sebuah kajian keislaman. Dalam benak saya yang terlintas justru sebuah pertanyaan juga, memangnya ada orang yang dijamin masuk surga selain para nabi dan rasul?, ternyata jawabannya memang ada, di antara mereka itu adalah para sahabat nabi yang terpilih, jumlahnya ada sepuluh orang.


Buku 10 Sahabat Yang Dijamin Masuk Surga ini adalah sebuah buku bacaan anak berupa komik yang dikemas dalam gaya jenaka. Pengarangnya Izzah Annisa mengisahkan keutamaan masing-masing dari sepuluh sahabat nabi itu dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dipahami oleh anak-anak tanpa mengurangi nilai-nilai keutamaan para sahabat tersebut. Ilustrasi pada buku ini juga lucu sekali ditambah dengan tampilan yang full colour alias warna-warni anak-anak benar-benar merasa sedang membaca buku komik (bukan sebuah buku bertema pelajaran agama).


Ketika membaca buku komik 10 Sahabat Yang Dijamin Masuk Surga ini saya jadi teringat masa kecil di mana dulu juga ada komik-komik bertema cerita nabi dan rasul, tentang surga dan neraka, juga cerita-cerita hikmah. Pada masa lalu komik-komik tersebut dicetak pada kertas tipis dan warnanya hanya hitam putih serta bahasanya dewasa sekali terlalu kaku untuk anak-anak. Sekarang ini sudah ada banyak buku bacaan anak bertema keislaman yang mengisahkan tentang sahabat nabi, tetapi kebanyakan berupa buku bergambar masih jarang yang dalam bentuk komik. 


Mungkin sebagian besar dari kita sudah bisa menebak bahwa empat dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga adalah para khulafaur rasyidin yaitu Abu Bakar Ash Shidik, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Talib. Kalau begitu, siapakah yang enam orang lagi? silakan temukan jawabannya sendiri dengan membaca buku ini, selain mendapat pengetahuan, anak-anak dan kita yang ikut membaca niscaya akan merasa terhibur dengan cerita-cerita di dalamnya.





Wednesday, March 24, 2021

HARI MENANGKAP , Kerja sama si Ikan Toman Dan Burung Udang

 



Judul Buku           : Hari Menangkap

Pengarang             : Dian Sukma Kuswardhani

Ilustrator               : Gilang Ayyoubi Hartanto

Tahun terbit          : 2019

Penerbit                 : Bestari

Jumlah Halaman : 24

Jenis Buku             : Buku Bergambar


Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna dan salah satu cara memperkenalkan anak pada kekayaan alam Indonesia itu adalah melalui buku cerita dengan gambar-gambar yang menarik sehingga kesannya tidak terlalu kaku sebagaimana buku-buku teks pelajaran di sekolah. Buku bacaan anak yang berjudul "Hari Menangkap" ini menceritakan tentang kerja sama antara ikan toman dan burung udang untuk menangkap mangsa mereka.


Diceritakan bahwa ikan toman kecil uang hidup di sebuah sungai mulai belajar menangkap mangsanya sendiri, demikian juga dengan temannya si burung udang. Ikan toman kecil dan burung udang berkali-kali gagal menangkap mangsa mereka tapi rupanya mereka tidak berputus asa. Pada akhirnya kedua hewan tersebut menemukan cara yang tepat untuk menangkap mangsanya. Ikan toman adalah ikan air tawar yang banyak terdapat di perairan sumatra dan kalimantan. Secara fisik penampilan ikan toman mirip dengan ikan gabus dan sama-sama termasuk ikan pemangsa atau predator. Salah satu pembeda antara toman dan gabus adalah bercak-bercak pada ikan toman berwarna kekuningan sedangkan pada ikan gabus berwarna hitam. Sementara itu burung udang adalah jenis burung pemangsa ikan dan hewan kecil lain yang hidup atau berada di dekat perairan.


Buku Hari Menangkap menceritakan dan menggambarkan dengan cantik melalui ilustrasinya tentang tempat hidup dan perilaku ikan toman. Suasana kehidupan bawah air tawar lengkap dengan kehadiran satwa lain menjadikan cerita pada buku ini lebih hidup. Di dunia nyata bisa jadi burung udang akan memangsa anak-anak ikan toman yang masih kecil, namun dalam buku ini mereka justru bekerja sama.


Ikan toman biasanya ditangkap untuk dikonsumsi karena dagingnya yang lezat, ikan ini juga biasanya diawetkan dalam bentuk ikan asin. Buku Hari Menangkap ini bisa menjadi sarana mengenalkan ikan toman dan burung udang pada anak-anak sebagai salah satu satwa perairan Indonesia. Keberadaan hewan-hewan tersebut penting bagi keseimbangan ekosistem sehingga harus dijaga kelestariannya. 

Tuesday, December 1, 2020

Anak Lumang Dan Putri Serindu


Bagi teman-teman yang berasal dari daerah Bengkulu, mungkin sudah akrab sekali dengan cerita rakyat tentang Putri Serindu. Dikisahkan sang Putri yang hendak menikah mengadakan lomba untuk mencari calon pengantin pria. Uniknya sang Putri menghendaki suaminya nanti adalah seorang raja tidur, sehingga lomba yang digelar adalah lomba tidur. Kali ini buku yang saya baca berjudul Hadiah Istimewa Untuk Putri, ceritanya diangkat dari cerita rakyat tentang Putri Serindu tersebut di atas.

Dalam buku karangan Lia Loeferns (Yulia Loekito) dan dikerjakan ilustrasinya dengan sangat cantik dan detail oleh Azisa Noor ini Putri Serindu sebagai anggota kerajaan diceritakan tidak boleh bermain di luar istana. Padahal sebagai anak-anak lazimnya ia ingin bermain bersama anak-anak lainnya. Hingga tibalah hari ulang tahun sang Putri, semua anak membawa hadiah untuknya. Demikian juga dengan si Anak Lumang, ia ikut mengantri bersama anak-anak lainnya untuk memberi hadiah kepada Putri.



Anak-anak di kerajaan membawa berbagai hadiah yang indah, sementara si Anak Lumang justru membawa sebuah bubu yang besar. Siapa sangka kalau ternyata dengan bubu itu Anak Lumang telah menyiapkan sebuah kejutan istimewa untuk Putri. 
Bubu adalah sebuah alat penangkap ikan tradisional, terbuat dari anyaman bilah bambu kecil-kecil seperti lidi. Bubu berfungsi sebagai perangkap ikan, biasanya dibenamkan di perairan tawar seperti sungai, danau atau rawa-rawa. Dengan desain yang sedemikian rupa, ikan yang masuk ke dalam bubu tidak dapat keluar lagi. Kalau begitu, apakah Anak Lumang akan mengajak Putri untuk menangkap ikan?.

Saturday, November 28, 2020

AKU BERANI, KAMU?


Bagaimana kalau suatu ketika kita melakukan kesalahan pada seseorang, beranikah untuk meminta maaf?. Lain waktu, ketika perbuatan kita ternyata merugikan orang lain, beranikah untuk mengaku salah dan bertanggung jawab?. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "Berani" artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut). Kesulitan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari beraneka ragam bentuknya, demikian pula halnya dengan keberanian, bentuknya juga bisa bermacam-macam. Setidaknya ada delapan bentuk keberanian yang diceritakan pada buku "Aku Berani, Kamu?" ini.

Buku "Aku Berani, Kamu?" karangan Naning Chandra, menceritakan kisah-kisah bagaimana anak-anak yang berani menghadapi masalah mereka. Delapan bentuk keberanian yang diceritakan dalam buku ini yaitu; berani mengampuni, berani berbuat benar, berani tampil, berani mengaku salah, berani bertanggung jawab, berani berbuat baik, berani meminta maaf dan berani melawan fitnah. Delapan cerita tersebut ada yang berbentuk fabel, dongeng, cerita rakyat dan cerita anak biasa. Setiap cerita disertai dengan ilustrasi yang cantik dan berwarna buatan Inke Alverinne. Dicetak pada kertas art paper glossy, buku setebal 92 halaman ini diterbitkan oleh Grasindo pada tahun 2018.



Kisah-kisah tentang keberanian dalam buku ini cocok untuk dibaca atau dibacakan pada anak usia Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar sesuai dengan karakter tokoh-tokoh yang ada di dalam kisah-kisah tersebut. Ada salah satu cerita yang berkenaan dengan isu sensitif yaitu masalah suku, menurut saya cerita ini bagus untuk dijadikan salah satu contoh menjaga kerukunan dalam kebhinekaan. Ada pula cerita tentang pangeran yang tidak sengaja memorak-porandakan dapur istana ketika sedang berlatih jurus pukulan silat. Pada cerita ini digambarkan bagaimana suatu perbuatan yang salah, meskipun tidak sengaja, tetap harus dipertanggungjawabkan.

Melalui buku ini, anak-anak bisa mengetahui contoh-contoh keberanian dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua juga dapat menjelaskan bahwa keberanian tidak sebatas mampu dan mau melakukan hal-hal yang berbahaya atau bahkan konyol atau sekedar berani melakukan tantangan (challenge) dari teman sebaya. Saat ini anak-anak kita hidup pada zaman yang penuh dengan tantangan, menjadi berani dalam arti yang positif adalah sebuah keharusan agar mereka kelak dapat mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan ini.




Sunday, November 22, 2020

Belajar Menggambar Hutan

 

Learn To Draw The Forest - Belajar Menggambar Hutan, demikian judul buku ini. Sebuah buku dwi bahasa Inggris-Indonesia yang diterbitkan oleh Eaststar Adhi Citra pada tahun 2010. Buku tentang bagaimana cara menggambar step by step ini ditulis dan dikerjakan ilustrasinya oleh Rosa Maria Curto, seorang guru dan juga ilustrator dari Spanyol. Pada edisi ini terjemahan bahasa Inggris dilakukan oleh Sally-Ann Hopwood, sedangkan bahasa Indonesianya oleh Ir. Triwiharto. Karena penulisnya berasal dari Eropa maka tidak mengherankan jika hutan yang digambarkan dalam buku yang dicetak pada kertas art paper dan bersampul tebal ini bernuansa Eropa juga, bukan seperti hutan tropis di Indonesia. Ada sekitar seratus contoh gambar yang bisa dibuat dari buku setebal sembilan puluh enam halaman ini, semuanya disertai langkah-langkah dari awal sampai akhir dan berwarna. 


Saya sudah lupa kapan persisnya mengunggah sebuah gambar, hasil karya anak saya yang waktu itu usianya sekitar 4 tahun. Menariknya salah satu orang berkomentar yang intinya bahwa semua anak itu waktu kecil suka menggambar, tapi kemudian seiring bertambah usia, mereka menemukan minat yang lain. Banyaknya tugas dari sekolah juga bisa menjadi faktor anak tidak lagi punya banyak waktu luang untuk menggambar. Ketika anak mulai tertarik membuat gambar, maka biasanya referensi pertamanya adalah Ibu, Ayah atau pengasuhnya. Kenyataannya banyak orang tua (termasuk saya) yang mengaku tidak bisa menggambar, sehingga ketika anaknya minta dibuatkan gambar, maka dibuatlah gambar sebisanya, syukur-syukur kalau anaknya tidak protes. Padahal menggambar secara umum bisa meningkatkan kemampuan motorik halus, melatih kesabaran, mengasah konsentrasi, juga sebagai media menuangkan emosi dan berkomunikasi. Kabar baiknya, kemampuan menggambar bisa dipelajari, baik oleh anak maupun orang dewasa.

Di dalam buku Learn To Draw The Forest-Belajar Menggambar Hutan, mula-mula kita akan dikenalkan pada beraneka alur, bentuk, cahaya dan warna yang ada di dunia ini. Selanjutnya belajar menggambar dimulai, diawali dengan menggambar sebuah bentuk (shape) lalu membuat gambar obyek-obyek yang ada di hutan dari bentuk itu. Maka pada lembar-lembar berikutnya Rosa Maria Curto mengajak pembaca untuk menggambar daun, bunga, buah, jamur, pohon, binatang-binatang kecil, serangga, burung, tupai, tikus, landak, rusa, bahkan rubah dan serigala.

Dalam dunia dongeng, hutan adalah sebuah setting tempat yang umum dijumpai, maka Buku Menggambar Hutan juga menghadirkan tokoh-tokoh dalam dongeng. Ada karakter anak laki-laki, anak perempuan, Nenek, Kurcaci, Peri, Monster, Raja, penyihir juga Si Kecil Berkerudung Merah. Semuanya lengkap dengan cara membuat struktur tubuh, model rambut, akaesoris dan ekspresi wajah.



Secara pribadi, saya dan 2 di antara 4 anak-anak saya (usia 8 tahun dan 5,5 tahun) suka sekali dan menikmati buku ini. Melalui buku ini kami bisa belajar menggambar bersama-sama. Ternyata menggambar itu mudah asalkan kita tahu bagaimana caranya.  Satu lagi yang menarik dari buku ini adalah, pengarang mengajak pembaca untuk menggambar dengan "rasa".  Pembaca diminta untuk memperhatikan, menyentuh dan memahami obyek yang akan digambar, dengan demikian ini akan melatih kemampuan menggambar tidak hanya secara teknis tapi melibatkan perasaan penggambarnya. Maka dari itu, wajar saja jika ada salah satu bentuk terapi untuk menghilangkan stres yang kegiatannya adalah menggambar. Jadi, tunggu apa lagi, mari menggambar, meskipun barangkali itu sekedar gambar kecil di sela-sela buku catatan.

Saturday, November 7, 2020

TUING-TUING SI IKAN TERBANG

 











Ini adalah salah satu buku koleksi Taman Baca Beniso, yang berasal dari donasi. Sebuah buku cerita bergambar dengan ilustrasi kehidupan ikan tuing-tuing yang indah dengan warna-warni cerah dan informatif. Penulis buku ini adalah Dian Onasis, sedangkan ilustrasinya dikerjakan oleh Vannia Rizky, dicetak pada kertas art paper glossy yang tebal, diterbitkan pertama kali pada tahun 2018 oleh penerbit Puspa Swara. Sebagaimana umumnya buku cerita bergambar untuk anak, buku ini juga tidak banyak jumlah halamannya, hanya dua puluh empat halaman saja.

Buku ini mengisahkan perjalanan ikan tuing-tuing sejak dari berbentuk telur sampai dewasa. Salah satu keistimewaan yang dimiliki ikan tuing-tuing adalah kemapuannya untuk terbang, keluar dari dalam air, sehingga ia dikenal juga sebagai ikan terbang. Kemampuan terbangnya dapat mencapai 100m dalam waktu 10 detik. Dengan waktu selama itu, ikan ini bisa menghindar dari pemangsa yang mencoba memakannya di dalam air. Ikan tuing-tuing banyak terdapat di perairan Sulawesi, dan ditemukan juga di sekitar pulau seram, Flores, hingga Papua. Olahan ikan-ikan tuing-tuing di antaranya adalah ikan asin, ikan asap dan ada juga telur ikan kering.

Salah satu kekhasan buku cerita bergambar adalah selain teks, gambarnya juga bisa bercerita. Gambar- gambar pada buku ini, dengan jelas menceritakan daur hidup ikan tuing-tuing, lengkap dengan perilaku, habitat, dan sebaran lokasi ditemukannya. Diceritakan bagaimana ikan yang masih kecil mulai mencari makan, jenis-jenis makanannya, menggunakan kemampuannya untuk terbang, menghindari pemangsa dan berkembang biak. Semuanya dalam bentuk gambar yang indah dan menarik bagi anak-anak. Barangkali karena buku ini berlatar belakang kehidupan di laut, maka nuansa warna biru mendominasi pada gambar-gambarnya.

Membacakan buku Tuing-Tuing Si Ikan Terbang, tidak hanya menjadikannya dongeng pengantar tidur, tetapi juga sebagai sarana mengenalkan salah satu bahan pangan bergizi khas dari Indonesia tepatnya daerah Sulawesi. Juga sebagai sarana menanamkan kesadaran untuk menjaga kelestarian laut Indonesia, agar Ikan tuing-tuing dan ikan-ikan lainnya juga dapat terus lestari. Buku ini juga membuka pengetahuan bahwa ikan terbang benar-benar ada, dan punya nama yang terdengar sangat imut, ikan tuing-tuing.

Friday, October 30, 2020

MENGENAL SATWA INDONESIA DALAM BUKU HUS! HUS! (REVIEW BUKU)

 

Kira-kira setahun yang lalu, Taman Baca Beniso mendapat kiriman donasi buku dari salah satu donatur dari Jakarta. Semuanya buku baru, di antara buku-buku yang dikirimkan itu adalah buku cerita bergambar yang berjudul 'Hus! Hus!". Buku ini dikarang oleh Izzah Annisa sedangkan ilustrasinya dibuat oleh Aprilia Muktirina. Dicetak pertama kali pada bulan Januari 2019 oleh Noura Books, menggunakan kertas art paper yang glossy dan cukup tebal, terdiri atas 24 halaman.

Cerita dimulai dengan gambar beberapa badak yang sedang kepanasan karena matahari bersinar terang dan menyengat. Para badak terlihat kegerahan, berkeringat dan berusaha mendinginkan badan dengan minum jus, berkipas-kipas dengan daun bahkan juga dengan kipas angin. Salah satu badak ada yang memakai baju batik, berarti ini badak Indonesia, bukan badak Afrika. Rupanya beberapa saat kemudian para badak sudah menemukan solusi menghilangkan rasa gerah, yaitu dengan berkubang dalam lumpur. Tapi ada satu badak kecil yang enggan berkubang karena takut kotor dan bau, namanya Sero.

Sero si badak kecil berusaha mendinginkan badan dengan cara lain.  Tapi, masalah lain muncul, Sero dihinggapi serangga, lalat-lalat mulai mengerumuni Sero, makin lama makin banyak. Sero dan burung kecil yang selalu menemaninya berusaha mengusir mereka,tapi karena tidak berhasil, Sero dan temannya pun berusaha kabur. Sialnya, kemanapun Sero pergi, lalat-lalat itu tetap mengikuti, sampai Sero hampir jatuh ke kubangan lumpur. Kira-kira Sero mencebur ke dalam lumpur tidak ya?.

Cerita dan ilustrasi dalam buku ini menarik sekali. Tokoh Sero si badak kecil dan teman-temannya dalam buku ini, ditampilkan memiliki dua cula, artinya Sero bukan badak Ujung Kulon yang bercula satu. Memangnya ada badak di tempat lain di Indonesia selain di Ujung Kulon?. Ada dong, namanya Badak Sumatra nama ilmiahnya Dicerorhinus sumatrensis. Sepertinya dari sini lah asal muasal nama Sero. Sesuai namanya, Badak ini bercula dua dan berasal dari pulau Sumatra. Untuk lebih menambah kesan lebih khas Indonesia, ada badak yang digambarkan memakai baju batik. Burung kecil yang selalu berada di dekat Sero sesuai dengan kenyataan bahwa biasanya burung jenis jalak menghinggapi badak untuk memakan kutu-kutu yang ada di kulit badak tersebut.

Buku ini sangat cocok untuk dibacakan kepada anak-anak. Selain menambah pengetahuan anak tentang kekayaan fauna Indonesia, orang tua juga bisa menanamkan nilai-nilai lainnya. Misalnya, persahabatan antara Sero dan burung yang setia, patuh pada nasehat orang tua, dan membiasakan berfikir untuk mencari soulusi suatu masalah. Jangan lupa untuk menyampaikan bahwa badak sumatra termasuk ke dalam satwa yang dilindungi dan dalam keadaan terancam punah. Dari sini kita bisa mengajak anak-anak untuk lebih mengenal keanekaragaman fauna Indonesia dan ikut menjaga kelestarian alam agar kekayaan flora dan fauna Indonesia tetap lestari. Selamat Membaca!.

Tanjung Senang 30 Oktober 2020, usai menikmati rengginang yang dikirim dari Serang.




Sunday, October 25, 2020

TOMODACHI FUYASO (SENANGNYA PUNYA BANYAK TEMAN) REVIEW BUKU



Beberapa waktu yang lalu saya membeli sebuah buku cerita anak yang berjudul "Senangnya Punya Banyak Teman". Buku ini menampilkan cover bergambar sebuah pohon besar dengan tajuk penuh bunga warna merah jambu dengan sebongkah batu yang nampak senang di bawahnya, mereka dikelilingi hewan-hewan dan anak-anak yang sedang piknik. Ini adalah sebuah buku terjemahan dari buku aslinya yang berjudul "Tomodachi Fuyaso" karangan Machiko Kumagai. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Amenotoki dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Buku ini cukup tipis, hanya 24 halaman saja. Ilustrasinya dibuat pada tiap dua halaman, dengan gambar yang indah, ekspresif dan kombinasi warna yang cantik. Menurut keterangan pada buku, baik cerita maupun gambar dibuat sendiri oleh sang pengarang.




Dikisahkan bahwa di atas sebuah bukit, ada sebongkah batu besar yang kesepian. Meskipun banyak hewan yang bermain di puncak bukit tapi tidak satupun yang mau bermain dengannya. Hingga pada suatu hari sebutir biji merah jatuh di dekatnya. Batu sangat menyayangi biji ini, ia melindunginya dari panas, angin kencang dan hujan. Biji merah yang telah tumbuh menjadi sebatang pohon dan batu besar itu menjadi teman baik.


Ketika si pohon mulai besar, burung-burung beristirahat di dahannya, juga di atas batu. Ketika hujan turun, hewan-hewan berteduh di bawah pohon itu sambil duduk di atas batu. Ketika tahun-tahun berlalu dan si pohon makin besar, puncak bukit menjadi makin ramai di musim semi. Batu dan pohon menjadi sangat bahagia, sekarang mereka punya banyak teman dan tidak kesepian lagi.


Buku menggambarkan bagaimana kehadiran (seorang) teman bisa mengubah keadaan. Seperti tokoh Batu, yang tadinya kesepian dan bosan menjadi lebih ceria sejak kehadiran si biji merah, apalagi setelah mereka dikunjungi oleh hewan-hewan dan anak-anak. Gambar-gambar yang disajikan juga sangat mendukung ceritanya. Ekspresi wajah si Batu yang bosan, kaget, cemas dan gembira, sangat menggemaskan. 




Buku ini layak dikoleksi untuk penambah bacaan anak atau dibacakan untuk anak-anak usia dini. Menemani si bocah sambil membacakan buku ini dan mengamati gambarnya, akan jadi saat-saat yang menyenangkan. Selain membacakan teksnya, orang tua bisa mengenalkan beraneka nama hewan yang ada pada gambar, menyebutkan warna-warna, juga mengenali berbagai ekspresi wajah yang ditampilkan si Batu dan temannya. Selamat Membaca!.

Catatan Delia

CABE JAWA

Pagi itu adalah hari kedua kami liburan ke rumah Eyang. Saya bermaksud membuat sarapan namun beberapa bahan dapur sudah habis. Masih pukul...