Bagaimana kalau suatu ketika kita melakukan kesalahan pada seseorang, beranikah untuk meminta maaf?. Lain waktu, ketika perbuatan kita ternyata merugikan orang lain, beranikah untuk mengaku salah dan bertanggung jawab?. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "Berani" artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut). Kesulitan yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari beraneka ragam bentuknya, demikian pula halnya dengan keberanian, bentuknya juga bisa bermacam-macam. Setidaknya ada delapan bentuk keberanian yang diceritakan pada buku "Aku Berani, Kamu?" ini.
Buku "Aku Berani, Kamu?" karangan Naning Chandra, menceritakan kisah-kisah bagaimana anak-anak yang berani menghadapi masalah mereka. Delapan bentuk keberanian yang diceritakan dalam buku ini yaitu; berani mengampuni, berani berbuat benar, berani tampil, berani mengaku salah, berani bertanggung jawab, berani berbuat baik, berani meminta maaf dan berani melawan fitnah. Delapan cerita tersebut ada yang berbentuk fabel, dongeng, cerita rakyat dan cerita anak biasa. Setiap cerita disertai dengan ilustrasi yang cantik dan berwarna buatan Inke Alverinne. Dicetak pada kertas art paper glossy, buku setebal 92 halaman ini diterbitkan oleh Grasindo pada tahun 2018.
Kisah-kisah tentang keberanian dalam buku ini cocok untuk dibaca atau dibacakan pada anak usia Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar sesuai dengan karakter tokoh-tokoh yang ada di dalam kisah-kisah tersebut. Ada salah satu cerita yang berkenaan dengan isu sensitif yaitu masalah suku, menurut saya cerita ini bagus untuk dijadikan salah satu contoh menjaga kerukunan dalam kebhinekaan. Ada pula cerita tentang pangeran yang tidak sengaja memorak-porandakan dapur istana ketika sedang berlatih jurus pukulan silat. Pada cerita ini digambarkan bagaimana suatu perbuatan yang salah, meskipun tidak sengaja, tetap harus dipertanggungjawabkan.
Melalui buku ini, anak-anak bisa mengetahui contoh-contoh keberanian dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua juga dapat menjelaskan bahwa keberanian tidak sebatas mampu dan mau melakukan hal-hal yang berbahaya atau bahkan konyol atau sekedar berani melakukan tantangan (challenge) dari teman sebaya. Saat ini anak-anak kita hidup pada zaman yang penuh dengan tantangan, menjadi berani dalam arti yang positif adalah sebuah keharusan agar mereka kelak dapat mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan ini.
Terima kasih informasi review bukunya.
ReplyDeleteMakasih kak, sudah mampir ke sini 😊
Delete