Wednesday, December 9, 2020
PENGALAMAN NYOBLOS SAAT PANDEMI

Saturday, October 31, 2020
EKSPRESI CINTA DALAM MAULID NABI
Engkaulah rasul mulia
Pembawa pelita jiwa
Engkaulah rasul idola
Tauladan ummat sedunia
Shalawatku kepadamu
yang merindu syafaatmu
di hari yang tak menentu
Ya Rabb kabulkan harapanku
Duhai kekasih ilahi
kekasih hati imani
hadirlah engkau disini
walau sekedar dalam mimpi
Kutahu engkau bimbangkan
ummatmu yang kau tinggalkan
terjerembab dalam ujian
ridhokan seruan setan
(Rasul Idola, Nasyid Suara Persaudaraan)
Beberapa hari ini, masjid-masjid di sekitar tempat tinggal saya meriah dengan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Syahdu suara pengajian Al Quran dan ceramah-ceramah yang disampaikan terdengar sampai ke rumah. Langit yang cerah menjelang purnama, membuat saya terbawa suasana, rasanya seperti sedang menikmati malam puasa Ramadan.
Saya teringat kembali pada masa kanak-kanak, ketika perayaan maulid Nabi selalu menjadi salah satu acara yang ditunggu-tunggu. Jujur saja dulu kami tidak terlalu faham apa itu maulid Nabi, selain sebagai peringatan kelahiran sang rasul. Sebagai anak-anak kampung, yang kami tahu malam itu sangat hidup, mushola ramai didatangi warga, laki-laki dan perempuan, yang biasa ikut sholat berjama'ah maupun tidak. Anak-anak apalagi, tumpah ruah, baik yang sehari-hari mengaji di mushola maupun tidak. Malam itu kami semua bergembira merayakan maulid. Pak Ustadz berceramah mengingatkan sejarah kelahiran sang rasul akhir zaman, dan kami anak-anak mendengar dengan khidmat sambil sesekali menjahili kawan, menunggu acara pembagian makanan.
Semakin dewasa, semakin kusadari maulid Nabi bukan sekedar sebuah perayaan biasa. Ia adalah perayaan cinta kepada manusia paling sempurna, bentuk syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas diutusnya sang Nabi bagi seluruh umat manusia, pembebas umat dari kejahiliyahan. Sebuah ungkapan rasa syukur bahwa kami telah menjadi salah satu umatmu, yang berharap kelak mendapat bagian syafa'at di hari manusia mempertanggungjawabkan apa-apa yang ia lakukan selama hidup di dunia.
Maafkan kami ya rasulallah, yang baru mampu mencintaimu lewat kata-kata. Maafkan kami yang tertatih-tatih mengikuti sunnahmu. Maafkan kami ya rasulallah, yang mengaku mengidolakanmu tapi merasa sangat berat mengikuti jalanmu. Sesungguhnya kami sangat ingin menjadi umat yang layak engkau banggakan. Semoga Allah yang berkuasa membolak-balikkan hati, menetapkan kami dalam agama ini, menguatkan cinta kami kepada Sang Nabi dan memampukan kami menjadi seorang muslim sejati, Aamin.
Tanjung Senang, Bandar Lampung 31 Oktober 2020

Wednesday, October 28, 2020
92 TAHUN SUMPAH PEMUDA

Sejak tahun 1959, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai hari sumpah pemuda. Itu artinya sejak tahun 1959 pula rakyat Indonesia secara bersama-sama kembali mengingat keputusan kongres pemuda Indonesia tahun 1928, yang konon dituliskan pada secarik kertas. Saya jadi membayangkan, kalau saja pada zaman itu sudah ada medsos, mungkin ada peserta kongres yang mengunggah peristiwa bersejarah tersebut lengkap dengan foto kertas teksnya dan caption yang menarik.
Para pemuda yang berkumpul di kongres pemuda itu adalah orang-orang hebat yang visioner. Mereka sadar betul, sebagai bangsa yang saat itu masih terjajah oleh bangsa lain, maka kekuatan terbesar yang harus dibangun dan disusun adalah persatuan dan kesatuan, dan tentu kita semua tahu bahwa nama resmi negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Coba bayangkan, gagasan bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia itu bergaung pada tahun 1928 sedangkan Indonesia merdeka pada tahun 1945, artinya ada jeda selama tujuh belas tahun. Selama kurun waktu itu gagasan persatuan ini disebarkan secara masif oleh para pemuda ke seluruh penjuru nusantara dan pada akhirnya berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka.
Kini, 92 tahun sudah berlalu. Apakah semangat sumpah pemuda itu masih tertanam dalam benak pemuda Indonesia zaman sekarang? Berhasilkah para orang tua mewariskan nilai-nilai sumpah pemuda kepada anak cucunya?. Ingin sekali saya menjawab tentu saja masih. Lihatlah, sampai sekarang Indonesia masih ada. Ada banyak anak-anak muda Indonesia yang berprestasi bahkan sampai tingkat dunia. Tapi saya juga tidak mau berpura-pura tidak tahu, bahwa sampai hari ini masih ada anak bangsa, muda maupun tua yang dengan mudah meremehkan bahkan merendahkan suku, agama, ras, yang berbeda dengan dirinya baik secara diam-diam di kalangannya sendiri maupun secara terbuka dan mudah terprovokasi dengan isu-isu SARA itu.
Jadi, kemana perginya semangat sumpah pemuda itu?. Sebenarnya semangat itu tidak pergi kemana-mana. Apinya masih bersemayam di dalam diri setiap pemuda Indonesia, bahkan yang sekarang sudah tidak muda lagi. Hanya saja, sebagaimana dulu api ini dinyalakan beramai-ramai oleh para pemuda zaman pra kemerdekaan, maka tugas kita adalah menyalakan kembali semangat sumpah pemuda itu di dalam diri pemuda-pemuda zaman sekarang. Stop ujaran kebencian, tanamkan semangat kebangsaan pada anak-anak kita, ajari mereka untuk mencintai budaya dan hasil karya negrinya sendiri dan beri teladan yang baik agar tidak rakus melahap kekayaan bangsa ini untuk perutnya sendiri. Didik anak-anak muda Indonesia untuk bisa berdiri tegak, bangga sebagai orang Indonesia, yang merdeka, berdaulat, terhormat dan bermartabat. Selamat Hari Sumpah Pemuda yang ke 92, Bersatu dan Bangkit bangsaku.
Tanjung Senang, Bandar Lampung 28 Oktober 2020

Tuesday, October 27, 2020
Hari Blogger Nasional
Hari ini 27 Oktober 2020, diperingati sebagai Hari Blogger Nasional di Indonesia. Sebagai blogger pemula saya ikut senang, ternyata para blogger di Indonesia diakui eksistensinya. Saya mulai mengenal blog sekitar tahun 2000an, waktu itu saya kira blog hanya semacam catatan harian pribadi yang diunggah ke internet, mungkin ini terjadi karena beberapa blog yang sempat saya kunjungi isinya berupa catatan-catatan pribadi layaknya buku diary.
Pada tahun 2011, saya mencoba membuat sebuah blog. Saat itu saya bermaksud mengabadikan kegiatan harian keluarga kami. Minimnya ilmu dan inkonsistensi membuat blog itu terbengkalai, saya akhirnya hanya menjadi pembaca saja. Beberapa catatan kejadian yang menurut saya penting, saya tulis secara manual dan sebagian tertulis sebagai status di media sosial Facebook.
Beberapa tahun belakangan ini, saya menemukan bahwa blog telah berkembang demikian rupa. Hampir semua tema yang kita cari di internet, ternyata ada blognya. Mulai dari memasak, travelling, review makanan, berkebun, menjahit, komputer, drama korea, Craft dan lain-lain. Saya jadi berpikir sepertinya blog lebih enak untuk menulis daripada media sosial lain. Secara kebetulan sekitar 2 bulan yang lalu, saya membaca sebuah iklan tentang kelas menulis dan ngeblog. Sebelumnya saya sudah pernah beberapa kali ikut kelas menulis online, tapi belum pernah ikut kelas blog, saya pun mendaftar ikut kelas itu.
Singkat cerita, saya membuat blog baru, selanjutnya membuat tulisan untuk mengisinya. Beberapa tulisan yang sempat saya buat di Facebook dan menurut saya cukup bagus, saya masukkan ke blog. Materi yang saya dapat selama pelatihan sangat berguna bagi saya, yang belajar membuat blog dari nol. Selama dua bulan, blog saya mendapat sekitar 600an viewer, beberapa tulisan saya bahkan ada yang 0 (nol) pembaca. Tapi bagi saya tidak mengapa, karena saat ini saya menulis untuk bersenang-senang. Lagipula harus diakui saya terlambat belajar, saat ini usia saya sudah 40 tahun dan baru belajar ngeblog dengan sungguh-sungguh 😁.
Kadang-kadang saya mengalami kebingungan, tentang konten apa yang mau saya unggah, sehingga isi blog jadi campur-campur seperti Capcay. Meskipun begitu saya tetap ingin suatu saat blog saya akan jadi blog yang bagus, bermanfaat, menebar kebaikan, banyak pengunjung dan menjadi rujukan bagi yang membutuhkan, lebih jauh lagi semoga bisa jadi amal jariyah buat saya.
Akhirnya pada hari ini selasa, 27 Oktober 2020 saya ucapkan "Selamat Hari Blogger Nasional" untuk semua blogger Indonesia di manapun berada. Mari berkarya dan menebar manfaat melalui blog kita.
Tanjung Senang 27 Oktober 2020, Sambil rebahan di samping Baby Ghazu.

Catatan Delia
CABE JAWA
Pagi itu adalah hari kedua kami liburan ke rumah Eyang. Saya bermaksud membuat sarapan namun beberapa bahan dapur sudah habis. Masih pukul...

-
A fabric basket is a very cute and useful thing that we can use to store craft supplies such as precut fabric stash, ribbons, and other th...
-
Rumah itu letaknya di ujung jalan komplek, bersebelahan dengan sebidang tanah yang ditumbuhi pohon-pohon jati tinggi menjulang. Di seberan...
-
Raja Dodore dan Ratu Lalami sedang gundah, memikirkan anaknya yaitu putri Mirela yang sedang sakit. Selama ini Putri Mirela tinggal di luar ...