Engkaulah rasul mulia
Pembawa pelita jiwa
Engkaulah rasul idola
Tauladan ummat sedunia
Shalawatku kepadamu
yang merindu syafaatmu
di hari yang tak menentu
Ya Rabb kabulkan harapanku
Duhai kekasih ilahi
kekasih hati imani
hadirlah engkau disini
walau sekedar dalam mimpi
Kutahu engkau bimbangkan
ummatmu yang kau tinggalkan
terjerembab dalam ujian
ridhokan seruan setan
(Rasul Idola, Nasyid Suara Persaudaraan)
Beberapa hari ini, masjid-masjid di sekitar tempat tinggal saya meriah dengan perayaan maulid Nabi Muhammad SAW. Syahdu suara pengajian Al Quran dan ceramah-ceramah yang disampaikan terdengar sampai ke rumah. Langit yang cerah menjelang purnama, membuat saya terbawa suasana, rasanya seperti sedang menikmati malam puasa Ramadan.
Saya teringat kembali pada masa kanak-kanak, ketika perayaan maulid Nabi selalu menjadi salah satu acara yang ditunggu-tunggu. Jujur saja dulu kami tidak terlalu faham apa itu maulid Nabi, selain sebagai peringatan kelahiran sang rasul. Sebagai anak-anak kampung, yang kami tahu malam itu sangat hidup, mushola ramai didatangi warga, laki-laki dan perempuan, yang biasa ikut sholat berjama'ah maupun tidak. Anak-anak apalagi, tumpah ruah, baik yang sehari-hari mengaji di mushola maupun tidak. Malam itu kami semua bergembira merayakan maulid. Pak Ustadz berceramah mengingatkan sejarah kelahiran sang rasul akhir zaman, dan kami anak-anak mendengar dengan khidmat sambil sesekali menjahili kawan, menunggu acara pembagian makanan.
Semakin dewasa, semakin kusadari maulid Nabi bukan sekedar sebuah perayaan biasa. Ia adalah perayaan cinta kepada manusia paling sempurna, bentuk syukur kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas diutusnya sang Nabi bagi seluruh umat manusia, pembebas umat dari kejahiliyahan. Sebuah ungkapan rasa syukur bahwa kami telah menjadi salah satu umatmu, yang berharap kelak mendapat bagian syafa'at di hari manusia mempertanggungjawabkan apa-apa yang ia lakukan selama hidup di dunia.
Maafkan kami ya rasulallah, yang baru mampu mencintaimu lewat kata-kata. Maafkan kami yang tertatih-tatih mengikuti sunnahmu. Maafkan kami ya rasulallah, yang mengaku mengidolakanmu tapi merasa sangat berat mengikuti jalanmu. Sesungguhnya kami sangat ingin menjadi umat yang layak engkau banggakan. Semoga Allah yang berkuasa membolak-balikkan hati, menetapkan kami dalam agama ini, menguatkan cinta kami kepada Sang Nabi dan memampukan kami menjadi seorang muslim sejati, Aamin.
Tanjung Senang, Bandar Lampung 31 Oktober 2020
No comments:
Post a Comment