Menulis mengikat pengetahuan, mengabadikan kenangan, membagi kebahagiaan

Wednesday, October 28, 2020

92 TAHUN SUMPAH PEMUDA

Sejak tahun 1959, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 28 Oktober sebagai hari sumpah pemuda. Itu artinya sejak tahun 1959 pula rakyat Indonesia secara bersama-sama kembali mengingat keputusan kongres pemuda Indonesia tahun 1928, yang konon dituliskan pada secarik kertas. Saya jadi membayangkan, kalau saja pada zaman itu sudah ada medsos, mungkin ada peserta kongres yang mengunggah peristiwa bersejarah tersebut lengkap dengan foto kertas teksnya dan caption yang menarik.


Para pemuda yang berkumpul di kongres pemuda itu adalah orang-orang hebat yang visioner. Mereka sadar betul, sebagai bangsa yang saat itu masih terjajah oleh bangsa lain, maka kekuatan terbesar yang harus dibangun dan disusun adalah persatuan dan kesatuan, dan tentu kita semua tahu bahwa nama resmi negara Indonesia adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Coba bayangkan, gagasan bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia itu bergaung pada tahun 1928 sedangkan Indonesia merdeka pada tahun 1945, artinya ada jeda selama tujuh belas tahun. Selama kurun waktu itu gagasan persatuan ini disebarkan secara masif oleh para pemuda ke seluruh penjuru nusantara dan pada akhirnya berhasil mengangkat  harkat dan martabat bangsa Indonesia dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang merdeka.


Kini, 92 tahun sudah berlalu. Apakah semangat sumpah pemuda itu masih tertanam dalam benak pemuda Indonesia zaman sekarang? Berhasilkah para orang tua mewariskan nilai-nilai sumpah pemuda kepada anak cucunya?. Ingin sekali saya menjawab tentu saja masih. Lihatlah, sampai sekarang Indonesia masih ada. Ada banyak anak-anak muda Indonesia yang berprestasi bahkan sampai tingkat dunia. Tapi saya juga tidak mau berpura-pura tidak tahu, bahwa sampai hari ini masih ada anak bangsa, muda maupun tua yang dengan mudah meremehkan bahkan merendahkan suku, agama, ras, yang berbeda dengan dirinya baik secara diam-diam di kalangannya sendiri maupun secara terbuka dan mudah terprovokasi dengan isu-isu SARA itu.


Jadi, kemana perginya semangat sumpah pemuda itu?. Sebenarnya semangat itu tidak pergi kemana-mana. Apinya masih bersemayam di dalam diri setiap pemuda Indonesia, bahkan yang sekarang sudah tidak muda lagi. Hanya saja, sebagaimana dulu api ini dinyalakan beramai-ramai oleh para pemuda zaman pra kemerdekaan, maka tugas kita adalah menyalakan kembali semangat sumpah pemuda itu di dalam diri pemuda-pemuda zaman sekarang. Stop ujaran kebencian, tanamkan semangat kebangsaan pada anak-anak kita, ajari mereka untuk mencintai budaya dan hasil karya negrinya sendiri dan beri teladan yang baik agar tidak rakus melahap kekayaan bangsa ini untuk perutnya sendiri. Didik anak-anak muda Indonesia untuk bisa berdiri tegak, bangga sebagai orang Indonesia, yang merdeka, berdaulat, terhormat dan bermartabat. Selamat Hari Sumpah Pemuda yang ke 92, Bersatu dan Bangkit bangsaku.


Tanjung Senang, Bandar Lampung 28 Oktober 2020

No comments:

Post a Comment

Catatan Delia

PERANGKAP HEBAT SOMA

Saya sedang berusaha merapikan koleksi buku bacaan anak yang saya bawa dari rumah Bandar Lampung ke rumah Cinta Manis. Tadinya buku-buku i...