Menulis mengikat pengetahuan, mengabadikan kenangan, membagi kebahagiaan

Friday, December 18, 2020

Little Red Riding Hood


Big Bad Wolf disingkat BBW, terbayang seramnya mendengar nama makhluk ini. Membayangkan sosok srigala yang besar dan jahat dengan taring yang tajam dan berkilat, siap memangsa korbannya. Saya juga merasa seram tiap kali ada BBW lewat, tepatnya seram membayangkan godaan buku-buku bagus yang bergentanyangan dengan harga nyungsep, melorot sampai ndelosor. Pertama kali saya tahu ada event BBW lewat postingan salah satu teman di grup crafter. Buku yang pertama saya beli adalah buku tentang menjahit, craft dan buku cerita anak. Ternyata pada event-event berikutnya yang saya beli ya buku jenis itu-itu juga, ditambah novel. Salah satu jenis buku yang saya sukai memang buku cerita anak. Karena setiap buku cerita anak itu biasanya membawa ide besar yang diceritakan secara singkat, kemudian disertai dengan ilustrasi yang indah serta dicetak pada kertas yang bagus pula. Itu sebabnya, meskipun relatif tipis (baca halamannya sedikit) tapi buku anak mahal harganya, konon buku anak juga termasuk yang paling laris penjualannya.


Salah satu buku yang saya beli pada BBW tahun 2020 ini adalah Little Red Riding Hood, yang diangkat dari dongeng karangan Grimms bersaudara.

Wednesday, December 16, 2020

MEMBUAT PLANTER BAG DARI KARUNG BEKAS


Keluarga kami biasa membeli beras satu atau dua kali dalam sebulan, kemasan 10 kg atau 5 kg.  Berasnya saya letakkan dalam sebuah wadah, sedangkan karungnya disimpan.  Ada saja kegunaan dari karung bekas ini, tapi yang paling sering adalah sebagai wadah barang di gudang atau untuk membuang sampah.  Biasanya petugas kebersihan  hanya akan mengangkut sampahnya saja dan mengembalikan karung ke bak sampah di depan rumah.   Setelah Pak Suami dan anak-anak mulai menekuni hobi bercocok tanam, kami pun mulai memanfaatkan apa saja sebagai wadah tanaman, termasuk barang-barang bekas seperti ; botol  air minum, gelas thai tea, ember  dan kaleng cat, perkakas dapur yang tidak terpakai lagi dan karung.

Karung bekas kemasan beras biasanya tebal dan agak kaku, kalau diperhatikan motifnya juga bagus dan warna-warni.  Saya mencoba membuat planter bag dari karung beras kemasan 10 kg dan 5 kg.  Caranya mudah sekali, hanya sedikit menjahit pada bagian bawah dan bagian atas dari karung.  Mari kita mulai!.

 

 

Pertama, siapkan karung yang akan dipakai, lalu balik sehingga bagian dalam menjadi bagian luar.



Rapikan karung, lalu lipat sedemikian hingga bagian ujung-ujungnya membentuk lipatan seperti segitiga, beri garis penanda dengan spidol permanen.

Jahitlah pada bagian yang diberi  tanda garis, penjahitan pada bagian bawah ini berfungsi membentuk alas, sehingga nanti ketika diisi media tanam, planter bag bisa berdiri tegak.



Ini adalah penampakan karung setelah bagian bawahnya dijahit.


Masih dalam posisi terbalik, tarik bagian atas karung ke bawah sampai pada bagian bawah karung yang dijahit, dengan demikian sekarang tinggi karung hanya 1/2 dari tinggi semula.  Sampai di sini posisi karung masih terbalik, lipatan yang dijahit pada bagian  bawah masih terlihat dari luar sebagai mana terlihat pada gambar di sebelah kanan.

 





Sekarang, balik karung  sekali lagi, sehingga bagian bawah dengan lipatan terjahit menjadi bagian dalam karung,rapikan, bentuk planter bag sudah mulai kelihatan.





Jahit tindas bagian atas planter bag supaya rapi, jika planter bag akan sering dipindahkan sebaiknya memberi handle tambahan di kedua sisinya

Planter bag dari karung bekas, siap digunakan. Semakin besar ukuran karung semakin besar juga planter bag yang dihasilkan dan sebaliknya


Saya menggunakan planter bag dari karung beras kemasan 10 kg untuk menanam serai. Sebelumnya, serai yang  saya beli dari tukang sayur keliling ini, sudah direndam dalam air biasa selama sepekan dan sudah mengeluarkan akar.


Selamat mencoba.

Thursday, December 10, 2020

DONGENG PUTRI MIRELA

Raja Dodore dan Ratu Lalami sedang gundah, memikirkan anaknya yaitu putri Mirela yang sedang sakit. Selama ini Putri Mirela tinggal di luar istana, di sebuah rumah besar pedesaan di tepi danau. Sang Raja terpaksa memutuskan Putri Mirela kecil tinggal di sana, karena pada saat masih bayi ia selalu sakit-sakitan. Tabib istana menyarankan agar sang putri tinggal di tempat dengan udara yang bersih dan jauh dari keramaian, sehingga ke rumah tepi danau itulah sang putri tinggal bersama pengasuh dan perawatnya, sedangkan raja dan ratu tetap tinggal di istana untuk menjalankan tugas kerajaan. 


Di rumah itu putri senang sekali berjalan-jalan melihat panorama alam yang ada di sekelilingnya, beraneka tumbuhan dan hewan ada di sana. Putri suka melihat capung, kupu-kupu, katak dan terutama burung-burung yang mencari makan di danau itu. Setiap akhir pekan raja dan ratu selalu mengunjungi putri kesayangannya dan memastikan bahwa ia baik-baik saja.

Setelah sepuluh tahun berlalu, putri mirela tumbuh menjadi gadis kecil yang sehat, cerdas, periang dan tentu saja cantik jelita. Raja dan ratu memutuskan membawanya pulang ke istana agar mereka bisa berkumpul kembali sebagai keluarga dan mulai mendidik sang putri untuk melakukan tugas-tugas kerajaan sebagai calon pemimpin negri.

Wednesday, December 9, 2020

PENGALAMAN NYOBLOS SAAT PANDEMI


 

Pandemi Korona yang melanda dunia termasuk Indonesia membuat kita mengalami berbagai peristiwa yang sebelumnya mungkin tidak pernah terbayangkan, misalnya Lockdown, wajib masker, protokol kesehatan, Belajar Dari Rumah, Kerja Dari Rumah dan lain-lain. Kita juga menjadi terbiasa dengan istilah rapid test, swab, OTG, ODP, positif, negatif, reaktif, isolasi mandiri, baksos juga bansos. 

Ketika kegiatan belajar mengajar bahkan bekerja (kantoran) bisa dilakukan dari rumah, ternyata Penyelenggaraan Pilkada serentak secara Nasional pada hari ini rabu 9 Desember 2020 tetap dilakukan di TPS, bukan dari rumah. Padahal saya sempat membayangkan barangkali enak ya kalau bisa nyoblos juga dari rumah. Semua warga wajib punya akun yang akan digunakan pada hari H, tinggal vote pilih no 1, 2, 3 sesuka hatinya dan angka perolehan suaranya bisa dilihat secara langsung saat itu juga.

Sunday, December 6, 2020

STURDY ORIGAMI FABRIC BASKET



A fabric basket is a very cute and useful thing that we can use to store craft supplies such as precut fabric stash, ribbons, and other things in our craft and sewing room. There is so many fabric basket tutorial that we can find on the internet. This time I made an origami fabric basket from my batik fabric stash.  I used a batik cap (stamped batik) as the main fabric and batik Bali for the lining. I also use interfacing to make it sturdy and add some buttons to hold the origami fold. Now, let's dig the stash to make it.

MATERIALS

1 piece of medium weight cotton fabric for the outer cut at 22 x 14 inch

1 piece of medium weight cotton fabric for the lining cut at 22 x 14 inch

1 piece of  medium interfacing cut at 21 x13 inch

4 pieces of buttons


You will also need:

A coordinating thread for the buttons, a hand-sewn needle, some clips, and a really hot iron.

Saturday, December 5, 2020

(BUKAN) RATATOUILLE

 

Sudah pernah nonton film Ratatouille belum?, itu loh film animasi yang menceritakan tentang seekor tikus ingin jadi chef di sebuah restoran Perancis. Di film ini juga ada tokoh seorang kritikus makanan yang terkenal garang dan "kejam" ketika mengkritik makanan sebuah restoran. Pada bagian akhir film, si kritikus makanan ini dibuat terkesan bahkan terharu oleh kemampuan memasak Chef tikus. Rupanya sang chef menghidangkan Ratatouille yang penampakan dan rasanya mengingatkan si kritikus pada masakan ibunya.


Tentu menyenangkan sekali, jika anak-anak menyukai makanan yang dimasak ibunya dan menganggap ibu sebagai koki yang hebat, bahkan ada jingle iklan yang menyatakan masakan emak paling enak. Kalau dipikir-pikir ya tentu saja masakan ibu atau emak itu yang paling enak. Demi menjaga asupan nutrisi anak-anaknya seorang ibu akan memberikan makanan yang terbaik bagi anaknya, bahkan dari segi kuantitas, jika makanan itu tidak cukup untuk seluruh anggota keluarga, ibu yang akan mengalah dengan tidak memakannya. Pokoknya, dulu saya menganggap seorang ibu yang dikenang sebagai orang yang masakan paling enak itu, sangat membanggakan. 

Lalu bagaimana nasib ibu yang tidak pandai memasak? atau sebenarnya bisa memasak tapi tidak sempat karena sibuk bekerja atau berkegiatan yang lain?. 

Tuesday, December 1, 2020

Anak Lumang Dan Putri Serindu


Bagi teman-teman yang berasal dari daerah Bengkulu, mungkin sudah akrab sekali dengan cerita rakyat tentang Putri Serindu. Dikisahkan sang Putri yang hendak menikah mengadakan lomba untuk mencari calon pengantin pria. Uniknya sang Putri menghendaki suaminya nanti adalah seorang raja tidur, sehingga lomba yang digelar adalah lomba tidur. Kali ini buku yang saya baca berjudul Hadiah Istimewa Untuk Putri, ceritanya diangkat dari cerita rakyat tentang Putri Serindu tersebut di atas.

Dalam buku karangan Lia Loeferns (Yulia Loekito) dan dikerjakan ilustrasinya dengan sangat cantik dan detail oleh Azisa Noor ini Putri Serindu sebagai anggota kerajaan diceritakan tidak boleh bermain di luar istana. Padahal sebagai anak-anak lazimnya ia ingin bermain bersama anak-anak lainnya. Hingga tibalah hari ulang tahun sang Putri, semua anak membawa hadiah untuknya. Demikian juga dengan si Anak Lumang, ia ikut mengantri bersama anak-anak lainnya untuk memberi hadiah kepada Putri.



Anak-anak di kerajaan membawa berbagai hadiah yang indah, sementara si Anak Lumang justru membawa sebuah bubu yang besar. Siapa sangka kalau ternyata dengan bubu itu Anak Lumang telah menyiapkan sebuah kejutan istimewa untuk Putri. 
Bubu adalah sebuah alat penangkap ikan tradisional, terbuat dari anyaman bilah bambu kecil-kecil seperti lidi. Bubu berfungsi sebagai perangkap ikan, biasanya dibenamkan di perairan tawar seperti sungai, danau atau rawa-rawa. Dengan desain yang sedemikian rupa, ikan yang masuk ke dalam bubu tidak dapat keluar lagi. Kalau begitu, apakah Anak Lumang akan mengajak Putri untuk menangkap ikan?.

Catatan Delia

PERANGKAP HEBAT SOMA

Saya sedang berusaha merapikan koleksi buku bacaan anak yang saya bawa dari rumah Bandar Lampung ke rumah Cinta Manis. Tadinya buku-buku i...