Menulis mengikat pengetahuan, mengabadikan kenangan, membagi kebahagiaan

Wednesday, January 25, 2023

Rise Of Empires : Ottoman, Season 1 Ep 3

RISE OF EMPIRES : OTTOMAN

(Resensi Drama)

Season 1 : Conquest of Constantinople

Episode 3: Into The Golden Horn 

Konstantinopel adalah ibu kota kekaisaran Romawi timur yang disebut juga Byzantium. Kota besar ini dikelilingi benteng berlapis-lapis yang terkenal super kokoh pada zamannya. Sebelum Mehmed sudah terjadi 23 kali pengepungan dan semuanya gagal. Konstantinopel terletak di semenanjung Bosporus, wilayah perairannya terhubung dengan laut Marmara dan selat tanduk emas (The golden Horn) di sisi timur laut. Jika sisi benteng yang berada di perbatasan darat sangat kuat maka tidak demikian dengan sisi benteng yang berhadapan dengan laut. Namun di selat Tanduk Emas itu Romawi punya pertahanan andalan yang belum pernah bisa ditembus.

Dua tahun sebelum pengepungan konstantinopel Mehmed memulangkan ibu tirinya Mara Brankovic ke negeri asalnya Serbia. Mehmed melakukan itu bukan untuk mengusir sang ibu melainkan untuk menjadikannya sekutu di wilayah Balkan. Mara adalah istri ketiga sultan Murad II, Ia menyayangi Mehmed seperti anak sendiri. Ngomong-ngomong kalau menyebut kata Balkan aku jadi ingat buku "Di Pelosok-pelosok Balkan" karangan Karl May. Sebelum pulang ke Serbia Mara menasehati Mehmed agar mempelajari kegagalan para pendahulunya dalam misi penaklukan konstantinople. Ibu Mara ini memang kelihatannya benar-benar tulus mencintai dan menyayangi anak sambungnya.

Kapal-kapal yang datang dari Genova mengangkut suplai pasukan dan logistik untuk konstantinopel telah bergerak dari arah barat Mediterania. Jika kapal ini sampai lolos masuk ke konstantinopel itu akan bisa memperkuat mereka. Mehmed menugaskan Laksamana Baltaoğlu Süleyman untuk menghadang bala bantuan tersebut di laut Marmara. Baltaoğlu memiliki julukan Putra Kapak Perang, juga pernah berkarir di pasukan elit janissary. Ia berjanji akan menenggelamkan kapal-kapal itu. Sementara itu dari sisi darat Mehmed memerintahkan untuk menggali terowongan di bawah benteng konstantinopel dengan maksud untuk melemahkan pertahanannya. Lusinan penambang profesional dari Serbia ditugaskan dalam misi khusus ini.

John Grant dari Skotlandia adalah orang yang ditugaskan pihak Romawi untuk menangkis serangan bawah tanah pasukan Mehmed. Dengan menggunakan teknik sederhana berupa tong air yang diletakkan di atas tanah John Grant dengan mudah bisa mengetahui di mana lokasi penggalian terowongan. Ketika terowongan itu tembus ke dalam benteng Grant dan anak buahnya menumpahkan "Greek Fire (Api Yunani)" zat kimia sejenis Napalm ke dalam terowongan lalu menyulutnya. Lusinan penambang dari Serbia tewas terbakar mengenaskan. Tidak hanya di darat, di laut Marmara pertempuran sengit juga tengah berlangsung. Kalau menyebut nama Marmara aku selalu teringat tragedi kapal Mavi Marmara, kapal dengan misi kemanusiaan untuk Palestina yang justru diserbu oleh pasukan komando Israel.

Awalnya misi penghadangan armada Genova sepertinya akan sukses, angin Laut Marmara berhenti bertiup sehingga kapal-kapal Genova itu tidak bisa bergerak dan armada pasukan Turki merangsek menyerbu. Armada Genova memutuskan untuk merapatkan kapal-kapal mereka membentuk kastil terapung yang nampak seperti sasaran empuk. Tapi, kapal Genova lebih besar dan lebih tinggi dari Kapal Turki sehingga membuatnya lebih mudah untuk menembak dan tanpa diduga angin laut Marmara bertiup kembali menyebabkan armada Genova kembali bergerak. Kapal-kapal dayung Turki tertinggal dan pasukan yang berhasil mencapai kapal Genova dengan mudah dapat dikalahkan bahkan Bartouğlu terluka parah.

Kapal-kapal Genova berhasil masuk ke Golden Horn dan disambut dengan gegap gempita, harapan warga konstantinopel kembali menyala-nyala, mereka merayakannnya dengan pesta. Semula Mehmed hendak mengeksekusi mati Bartouğlu atas kekalahan yang memalukan itu, tapi mengingat jasa-jasanya selama ini hukumannya menjadi lebih ringan yaitu dicambuk seratus kali. 

Konstantinopel  melindungi selat tanduk emas dengan rantai besi sepanjang 800 meter yang membentang dari Akropolis sampai daerah koloni Genova menara Galata. Jika kapal musuh datang rantai ini akan diangkat dan direnggangkan sehingga kapal musuh tersangkut dan dengan mudah ditembaki oleh angkatan laut romawi yang berjumlah 30 kapal. Sebaliknya jika kapal sekutu yang datang maka rantai ini akan diturunkan sehingga kapal bisa masuk. Inilah yang menyebabkan penyerbuan lewat selat tanduk emas menjadi hil yang mustahal eh, hal yang mustahil.

Jauh di Serbia sana, Mara Brankovic berusaha meyakinkan ayahnya agar tidak melanggar perjanjian damai dengan kesultanan Turki. Diam-diam Mara mengirimkan berita kepada Mehmed agar mewaspadai kemungkinan pengkhianatan negara-negara Balkan. Kekalahan demi kekalahan membuat Halil Pasha menyarankan agar Mehmed melakukan gencatan senjata. Ide gencatan senjata ini juga disarankan oleh penasehat kaisar Constantine yaitu Loucas Notaras. Mehmed sang sultan Muda bergeming, sejujurnya Ia tak suka diplomasi layaknya generasi tua seperti Halil Pasha itu.

ed telah mempelajari strategi perang sekaligus kegagalan yang dialami 23 pasukan pengepungan sebelumnya, malam itu Ia minta dipanggilkan kartografer (pembuat peta) dan juru tulis. Lalu Mehmed memanggil Zaganos Pasha, menyampaikan padanya sebuah ide rahasia yang akan mengubah keadaan. Ide itu sangat gila sekaligus brilian.

Dari episode satu nih Mehmed kalah terus, tapi tetap saja sang sultan muda ini kukuh dengan niatnya. Salah satu motivasi kuat yang mendorong semangat Mehmed adalah nubuah kejatuhan konstatinopel yang terdapat dalam sebuah hadits nabi. Mehmed bertekad dia lah yang akan mewujudkan nubuwah itu. Semangat orang muda dan pantang menyerah benar-benar lekat pada sosok Mehmed. Ia juga rupanya anak yang patuh menuruti nasehat ibunya untuk belajar dari kegagalan demi kegagalan generasi sebelumnya.


#KLIP2023

#KelasLiterasiIbuProfesional

#RiseofEmpire

No comments:

Post a Comment

Catatan Delia

PERANGKAP HEBAT SOMA

Saya sedang berusaha merapikan koleksi buku bacaan anak yang saya bawa dari rumah Bandar Lampung ke rumah Cinta Manis. Tadinya buku-buku i...