RISE OF EMPIRES : OTTOMAN
(Resensi Drama)
Season 1 : Conquest of Constantinople
Episode 2: Through The Walls
Pada episode ke dua ini cerita mulai melambat dan terdapat beberapa flash back. Selama enam hari pasukan Mehmed menghujani tembok terluar benteng konstantinopel dengan peluru meriam basilika. Tembok itu rusak di sana-sini tapi masih kokoh berdiri. Giustiniani yang memimpin pertahanan pasukan kaisar Constantine memerintahkan agar tembok yang runtuh dibangun kembali dengan menyusun reruntuhannya dan taktik ini berhasil meredam efek kehancuran akibat tembakan meriam basilika. Senjata andalan Mehmed buatan Orban ternyata tidak sesempurna yang diharapkan. Giustiniani ternyata memutuskan untuk tidak hanya bertahan dalam benteng, Ia melakukan sesuatu di luar kebiasaannya yaitu menyerang balik pasukan Mehmed.
Benteng konstantinople terdiri dari beberapa lapis, ada tembok luar, tembok dalam juga parit-parit. Giustiniani memutuskan strategi pertahanan mulai dari tembok luar, meskipun resikonya mereka bisa terkena hantaman the bear, sebutan untuk meriam basilika. Serangan balik Giuatiniani ternyata sangat efektif tentara Mehmed seperti masuk dalam ladang pembantaian.
Mehmed bermaksud membalas kekalahan pasukannya, Ia perintahkan agar the bear ditembakkan lagi. Sayangnya, salah satu meriam meledak saat ditembakkan dan membuat Mehmed terluka, adegan beralih ke masa lalu. Diceritakan masa kecil Mehmed yang saat itu masih tinggal di luar Ibu Kota dipanggil untuk tinggal di istana serta menjadi putra mahkota menggantikan kakaknya yang meninggal dunia. Sejak saat itu Mehmed kecil digembleng dengan pendidikan dan disiplin yang keras. Di istana yang dingin, keras dan asing itulah Mehmed kecil mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari ibu tirinya, Mara.
Pada tahun 1444 saat Mehmed belum genap berusia 13 tahun Sultan Murad II memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan tahta kepada putranya. Meskipun masih sangat muda rupanya Mehmed sudah memiliki tekad yang kuat serta mulai menyusun rencana taktis untuk mewujudkan cita-citanya menaklukkan konstantinopel. Rencana itu mendapat penolakan keras dari para mentri pimpinan Halil Pasha. Atas saran Halil Pasha, sultan Murad II mengambil kembali tahtanya. Mehmed sang sultan muda tentu saja kecewa, tapi cita-citanya tidak ikut padam. Pada saat itu Mara, orang yang selalu dipanggilnya ibu, menguatkan Mehmed dan meyakinkannya bahwa suatu saat nanti tahta kesultanan akan kembali jadi miliknya.
Pengepungan terus berlanjut. Dulu sultan Murad II melakukan pengepungan selama tiga bulan dan gagal. Kali ini setelah dua minggu menggempur benteng Mehmed memutuskan untuk menyerbu ke dalam. Dari dalam benteng konstantinopel, menimbang besarnya jumlah pasukan kesultanan Turki penasihat kaisar yang bernama Lucas Notaras mengingatkan kaisar bahwa belum terlambat untuk menyerah kepada Mehmed, ia menyarankan itu karena bala bantuan dari eropa belum kunjung tiba.
Ketika penyerbuan ke dalam benteng terjadi ratusan prajurit kesultanan Turki tewas di tangan pasukan bayaran pimpinan Giustiniani, misi penyerbuan gagal. Mehmed mulai merasa makin lama peluangnya untuk menang akan makin kecil. Paling tidak ada tiga alasan bagi Mehmed kenapa penaklukan itu harus selesai dan sukses dalam waktu cepat. Pertama Ia tidak ingin mengorbankan puluhan ribu pasukannya, kedua terjadi perpecahan di kalangan prajurit antara yang ingin meneruskan pengepungan dan yang ingin menghentikannya, yang terakhir ini dipimpin oleh Halil Pasha. Alasan ketiga adalah semakin lama pengepungan artinya memungkinkan datangnya bala bantuan dari eropa ke Konstantinopel. Pada masa yang cukup pelik itu Zaganos Pasha menemui sang sultan sambil membawa surat dari kepulauan Aegea isinya adalah kabar bahwa armada Genova sebagai bala bantuan untuk kaisar Constantine telah tiba di Dardanella dan bergerak menuju Konstantinopel.
Menurutku sampai di episode dua karakter Mehmed di dokudrama ini diperankan dengan baik oleh Cem Yiğit Üzümoğlu, dan sebagai tokoh pahlawan Ia juga digambarkan sebagai manusia biasa, bisa sakit, terluka, kecewa. Namun tetap saja penggambarannya sebagai tokoh pahlawan juga sangat kuat. Ia tampan, gagah, cerdas, ambisius dan pantang menyerah.
#KLIP2023
#KelasLiterasiIbuProfesional
No comments:
Post a Comment